Chat YUK!!!

Selasa, 01 Juni 2010

Tradisi Karate-Do

Salam

Etika bagi sesama karateka adalah mengucapkan lafal "OSH" yang merupakan singkatan dari "OSHINABU" yang mengandung arti pantang menyerah. Apabila seorang karateka bertemu dengan kohai (=adik seperguruan) atau senpai (=kakak seperguruan) maupun sensei (=guru [DAN III keatas]) maka ia sebaiknya mengucapkan salam tersebut yang diawali dengan sikap badan siap lalu membungkukkan badan, sehingga dengan cara tersebutlah (karate-do) karateka menunjukkan rasa respeknya.
Osh juga berarti "saya mengerti" dan "terima kasih".

Upacara

Dilakukan pada saat sebelum dan sesudah latihan karate, ujian kenaikan tingkat (Kyu maupun DAN), demonstrasi pertandingan, rapat lengkap organisasi dan kongres.

Upacara tradisi karate terdiri dari :

1. Menyiapkan karateka secara tata upacara karate.
2. Pembacaan Sumpah Karate.
3. Menenangkan pikiran (makusho).
4. Penghormatan terhadap bendera negara, serta lambang perguruan serta induk organisasi.
5. Penghormatan lengkap terhadap pelatih, sesama karateka, dan tempat latihan (dojo).


Tata cara upacara karate disusun sebagai berikut :

* Barisan disusun secara senioritas berurut dari kanan ke kiri.
* Pimpinan upacara adalah Majelis Sabuk Hitam yang mengambil tempat didepan barisan (saf) kohai.
* Pengucapan sumpah karate oleh tingkatan kyu paling senior.
* Upacara diusahakan tersedia bendera negara dan bendera perguruan serta induk organisasi olah raga.
* Upacara yang dihadiri lebih dari satu orang majelis sabuk hitam maka barisan disusun secara senioritas mulai dari paling kanan barisan.

Sabtu,
06
Juni

Filosofi Karate dan Filosofi Aliran Shotokan

|

FILOSOFI KARATE
============

Rakka (Bunga yang berguguran)

Adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Konsep ini berarti bahwa setiap teknik pertahanan itu harus dilakukan dengan bertenaga (powerfull) dan pasti, dimana dengan hanya menggunakan satu teknik sudah cukup untuk membela diri. Dapat diumpamakan disini; jika teknik itu dilakukan ke atas suatu pokok bunga, maka semua bunga dari pokok tersebut akan berguguran. Dan juga seperti misalnya jika ada orang menyerang dengan sasarannya untuk memukul muka, maka seorang karateka yang diserang tadi hanya menggunakan teknik tangkisan atas (age uke). Apabila tangkisan tersebut kuat dan pasti, maka ia bisa mematahkan tangan si penyerang tadi. Sehingga ia (karateka) tidak perlu lagi membalas dengan serangan susulan karena tangkisan tadi sudah cukup untuk membela diri.

Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)

Adalah konsep yang bertujuan untuk bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih supaya selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk karateka untuk mengelak atau menangkis serangan yang datang. Minda itu seumpama air di danau. Apabila bulan bersinar dimalam hari, maka kita akan bisa melihat bayangan bulan yang terang di danau yang tenang. Seandainya dilemparkan batu kecil ke danau tersebut, maka bayangan bulan di danau itu akan kabur.


===|||===



FILOSOFI ALIRAN SHOTOKAN
====================

Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna
Dalam Karate mulai dengan sebuah sikap hormat (rei) dan berakhir dengan sebuah sikap hormat.

Karate ni sente nashi
Tidak ada sikap menyerang lebih dulu dalam karate.

Karate wa gi no tasuke
Karate adalah sebuah pertolongan kepada keadilan.

Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire
Pertama kenali dirimu sendiri baru orang lain.

Gijutsu yori shinjutsu
Pertama semangat, kedua teknik.

Kokoro wa hanatan koto wo yosu
Bersiaplah untuk membebaskan pikiranmu.

Wazawai wa getai ni shozu
Kecelakaan muncul dari kekurangan perhatian.

Dojo nomino karate to omou na
Berlatih karate tidak hanya didalam dojo.

Karate no shugyo wa issho de aru
Akan menghabiskan seluruh hidupmu untuk belajar karate.

Arai-yuru mono wo karate-ka seyo, soko ni myo-mi ari
Atasilah masalahmu dengan semangat karate.

Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni kaeru
Karate sama dengan air panas. Jika tidak kau berikan panas yang tetap maka air itu akan dingin kembali.

Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo
Jangan berpikir masalah menang dalam pertarungan tapi pikirkan bagaimana agar kau tidak kalah dalam pertarungan.

Tekki ni yotte tenka seyo
Rahasia pertarungan tersembunyi dalam seni yang mengarahkannya.

Tattakai wa kyo-jitsu no soju ikan ni ari
Bergeraklah mengikuti (sesuai dengan) lawanmu.

Hito no te ashi wo ken to omoe
Pikirkan bahwa kedua tangan dan kakimu adalah pedang.

Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari
Segera setelah kau tinggalkan rumah untuk bekerja pikirkan bahwa jutaan lawan tengah menunggumu.

Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai
Pemula pertama-tama harus menguasai kuda-kuda dan sikap badan rendah, posisi badan yang alamiah/wajar untuk tingkat lanjut.

Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono
Berlatih kata adalah satu hal dan menghadapi sebuah pertarungan nyata adalah hal yang lain lagi.

Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna
Jangan lupa :
(1) aplikasi ringan dan berat dari kekuatan
(2) meregangkan dan mengerutkan badan
(3) Cepat dan lambat dari teknik

Tsune ni shinen kufu seyo
Carilah cara dan senantiasa berlatih sepanjang waktu.

Sumber Filosofi Aliran Shotokan : http://www.fokushotokan.com/filosofi.html

Sabtu,
06
Juni

Aliran Karate-Do

|

Menurut Japan Karate-Do Federation (JKF) terbagi atas 5 (lima) :

1. Shotokan



Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2. Goju-ryu



Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu



Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu



Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

5. Kyokushin



Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Sabtu,
06
Juni

Silsilah Karate

|

Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri ini masuk ke Jepang melalui kota OKINAWA. Karate pertama kali disebut “TODE” yang berarti seperti “Tangan China”.
Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang, maka Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tode: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi "KARATE". Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah "Kara" yang berarti "kosong", dan yang kedua adalah "te" yang berarti "tangan". Dimana kedua kanji tersebut secara bersamaan mengandung arti “tangan kosong”.

Berikut adalah ranji/silsilah karate yang telah dikembangkan oleh orang Jepang dari TODE menjadi berbagai aliran dalam karate.



Sumber : "FUDOKAN KARATE-DO SCHWEIZ"

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites